![]() |
Gambar Gunung Salak Dari Kampung Cihideung Ilir (Dok. Yanet) |
Turbulensi dapat didefinisikan sebagai perputaran udara skala kecil, jangka pendek, perubahan acak dan sering. Dengan kata lain, ketika ada perubahan yang cepat baik kecepatan udara atau arah gerakan atau keduanya, kondisi ini dikatakan turbulen. Ketika pesawat sedang terbang melalui udara yang terganggu ini, ia akan mengalami turbulensi.
Berdasarkan penyebabnya, terdapat empat jenis turbulensi udara yang dapat mempengaruhi pesawat, yaitu;
Turbulensi Termal: Turbulensi termal terjadi Ketika permukaan bumi yang cukup hangat, terbentu arus vertikal dari udara. Ketika pesawat terbang melalui turbulensi ini, para penumpang akan mengalami turbulensi.
![]() |
Gambar Ilustrasi Turbulensi Mekanis akibat Gunung |
Turbulensi Terpotong: Turbulensi terpotong terjadi ketika arah atau kecepatan angin berubah secara dramatis dalam jarak horizontal atau vertikal yang pendek, pesawat akan mengalami turbulensi ketika terbang melalui batas ini.
Turbulensi aerodinamika: Turbulensi yang disebabkan oleh pesawat terbang karena terbang melalui udara. Juga dikenal sebagai turbulensi terbangun. Jika ada pesawat lain yang terbang di belakang pesawat lain, pesawat tersebut akan mengalami turbulensi. Hal ini seringkali terjadi pada pesawat jet tempur baik yang sedang berlatih maupun sedang bertempur seperti yang kita lihat di film.
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa turbulensi yang terjadi di gunung Salak adalah turbulensi mekanis yang disebabkan oleh adanya gunung Salak itu sendiri. Turbulensi yang dialami suatu pesawat akan membuat goncangan yang cukup kuat terasa oleh penumpang pesawat. Hal inilah yang membuat sabuk pengaman sangat penting bagi penumpang pesawat terbang.
Dalam kasus pesawat Sukhoi Superjet 100, beberapa pengamat memperkirakan keputusan pilot pesawat tersebut untuk turun ke ketinggian 6000 kaki adalah untuk menghindari adanya turbulensi udara. Karena tinggi gunung Salak yang mencapai 7000 kaki, tentunya sangat besar kemungkinan pesawat akan menabrak gunung, apalagi ditambah dengan kondisi gunung Salak yang cepat berubah cuacanya sehingga dalam beberapa saat awan dapat muncul dan menghalangi pandangan pilot.
Apapun pendapat yang telah terucap ke khalayak umum, akan lebih baik kalau kita menunggu berita yang lebih valid yang bisa kita dengar saat Black Box dari pesawat SSJ 100 tersebut telah di analisa.